Bintang dan Rasa
Ingin Tahu
Dari cerita nenek moyangku
buku-buku cerita dan sejarah
tentang peradaban
manusia dan alam adalah satu
sebagai kosmos
saling belajar dan memahami hanya
dari tanda
alamiah dalam rasa ingin tahu
sederhana dalam cara menghormati kebersamaan
bintang…
bersinar nun jauh di atas sana
ia hanya akan nampak bercayaha
saat matahari kembali ke bilik sebelah
dari bintang aku belajar tentang
keadilan
kapan yang lain berjalan dalam
terang dirinya
kapan bagian ku untuk menunjukan diri
dari bintang aku belajar tentang
keseimbangan
tentang kesempatan dan posisi
yang tak perlu diperebutkan
dari bintang aku belajar tentang intensitas
diri yang terukur
tentang kekuatan dan kelemahan yang
perlu disadari
dari bintang aku belajar tentang
rasa ingin tahu
tentang kecerdasan dan kebodohan
yang tak perlu dikotak-kotakkan atau
dieliminasi
bintang melecut rasa penasaranku
tentang sesuatu yang mungkin lebih
besar dan istimewa
bintang memantik rasa ingin
tahuku
yang menggerakan kaki untuk
berani melangkah lebih jauh
dia menyiapkan jawaban yang
bahkan tak terduga
karena rasa ingin tahu adalah
awal perjalanan pencarian
aku mencari dengan rasa ingin
tahu tentang kebenaran
kebenaran yang bahkan menanti
untuk meruntuhkan egoku
kebenaran yang membuatku betekuk
lutut
menemukan kenyataan diluar teori
dan ekspektasi
tentang kebesaran dan kemuliaan
yang nampak dalam kemiskinan
yang membuatku merunduk memberi hormat dengan ketulusan
mempersembahkan apa yang dimiliki
dalam diri yang
paling lemah oleh sistem dunia
dalam mereka yang terpinggirkan oleh kemajuan peradaban
dalam mereka yang tidak diterima dan tidak dianggap tatanan modernitas
bintang menuntunku pada sebuah
pencerahan
aku hanya perlu terus berjalan
untuk menemukan
aku hanya perlu menjadi realistis
saat berhadapan dengan kenyataan
aku hanya perlu lebih jujur dan terbuka
melihat sekeliling
untuk menemukan yang lebih besar
dan mulia
bahkan itu dalam hal yang paling
kecil sederhana …
bintang dan rasa ingin tahuku
yang mungkin kini mulai redup atau sayup-sayup
ditimpa cahaya handphone dan lampu-lampu diskotik kehidupan...
0 Komentar