Terima Kasih Untukmu
Sampai kini…
kata tak pernah cukup menjelaskan
rasa
seperti buku yang tak pernah cukup tuk menulis kisah
Kata itu adalah terima kasih…
UntukMu yang menghendaki aku ada
menenun dengan cinta dalam
selubung rahasia
memberi daya untuk nikmat ditiap
pemberian
yang tak pernah pergi walau aku
tak peduli
yang setia mencinta walau aku
membangkang
yang selalu memelukku pulang dari
kesesatan
Untukmu yang setia memberi
teladan
tentang kerja keras dan kejujuran
tentang ketekunan dan kerendahan
hati
yang menahan tangis dan rasa
sakit
yang rela tak hidup layak demi
masa depan
yang terlahir darimu itu
kepercayaan
bagai busur di tangan Pencipta
yang melesatkan anak panah
Untukmu yang menanamkan spirit
tentang Salib Cinta
mengajarkan kesederhanaan dalam
gaya hidup
memperjuangkan kebaikan dengan perjalanan
bersahabat dengan orang pinggiran
dan tersingkir
mencintai rasa sakit dengan
korban yang dipersembahkan
semuanya karenaMU…
Untukmu yang mengajariku tentang
perjalanan
tentang daya juang dan bertahan
tentang keberserahan dan harapan
yang tak hanya meneriakan ‘ayo
kau bisa’
tapi berdiri disampingku, menggenggam
tanganku
tak perlu kata untuk menunjukan
cinta
dari engkau dan aku menjadi kita
Untukmu yang membuatku menggugat
diri
bersama tidak berarti seragam
tinggi dan besar tidak harus
menang
tua usia tidak harus selalu benar
memiliki banyak tidak harus
meremehkan
dari kita menjadi pisah
oleh ego terluka yang belum
tersadar
Dan untukmu yang tak pernah lelah
menjaga hati merawat kewarasan
menjadi diri sendiri dalam
kedewasaan
menjadi pemenang dalam air mata
yang disembunyikan
angkat mukamu dalam Spirit Salib
perjalanan ini harus terus
berlanjut…
Terima kasih untukmu….
Dalam syukur yang tak pernah
cukup
Claudia Karangora, CIJ
0 Komentar